Ikuti Workshop, Kajur & Sekjur Persiapkan BSA Implementasikan Kampus Merdeka

Kamis, 17 Desember 2020

 Workshop Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MB-KM) digelar oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam rangka mempersiapkan diri untuk program tersebut. Lembaga Penjamin Mutu (LPM) UIN Bandung menjadi panitia acara pada kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 17 Desember 2020 tersebut. Para peserta terdiri dari Para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Ketua Jurusan, Sekretaris jurusan dan PKM dari setiap Fakultas yang ada di lingkungan UIN Bandung.

 Dalam sambutannya saat membuka acara workshop, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. mengatakan bahwa jurusan memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang dicanangkan Kemndikbud dalam waktu dekat ini. “Jurusan merupakan ujung tombak dan sekaligus penentu Universitas dalam kurikulum, dalam hal ini kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka,” jelasnya dalam acara yang dihelat di Puri Khatulistiwa Hotel, Jl. Raya Jatinangor, KM. 20 Bandung tersebut.

 Ketua LPM UIN Bandung, Dr. Ija Suntana, M.Ag menjelaskan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka Panitia ini agar saat juknisnya turun dari Kemendikbud dan Kemenag, UIN Bandung sudah memiliki kesiapan yang matang. “Kelengkapan regulasi pelaksanaan MBKM yang dibuat LPM terdiri Renstra, SK titi mangsa pelaksanaan, pedoman akademik MB-KM, sistem penjamin mutu MB-KM, aplikasi MB-KM, serta sistem monitoring dan Evaluasi MBKM”, tuturnya dalam sambutan sebagai panitia.

 Sementara itu, Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si. yang menjadi pembicara pertama dalam kegiatan tersebut mengungkapkan UIN Bandung harus memiliki aplikasi MB-KM terpadu yang diperkuat SK Rektor untuk membantu kelancaran program tersebut. “Sebagaimana tema saat ini, yaitu Pengembangan dan Implementasi Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM), yang secara panjang lebar membahas Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, dan pengembangan kurikulum MBKM khusus untuk UIN Sunan Gunung Djati Bandung, maka nantinya harus aplikasi MBKM yang terintegrasi, jadi baik mahasiswa yang dikirim (outbound) atau mahasiswa yang diterima (inbound) bisa dipantau dengan baik dan hal ini harus diperkuat dengan SK Rektor,” jelas pakar pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut. 

 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, sebagai Warek I bidang Akademik yang saat itu menjadi narasumber juga menjelaskan tentang landasan teologis MBKM ini, diantaranya yang menjadi tujuannya sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Anbiya ayat 105.  “….عبادي الصالحون.. hamba yang saleh, yakni profesional, adaptif serta menguasai lapangan”, imbuhnya. 

 Dr. Asep Supianudin, M.Ag mengetakan bahwa pihak BSA sudah mempersiapkan diri untuk program kampus merdeka ini secara bertahap dan berharap dengan kerjasama berbagai pihak segala sesuatunya akan lancar dan sukses pada saat pelaksanaannya di masa yang akan datang. “Merdeka belajar dan Kampus Merdeka merupakan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh Kemendikbud RI sejak awal tahun 2020 ini. Sebagai suatu prodi pada sebuah Perguruan Tinggi Negeri, prodi Bahasa dan Sastra Arab siap mengimplementasikan kebijakan ini. Dan untuk mendukung persiapan ini, prodi BSA telah melakukan seminar di tingkat prodi, mengikuti seminar di tingkat Fakultas dan mengikuti workshop di tingkat universitas hari ini yang diselenggarakan oleh LPM UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dan hasil dari workshop ini, BSA akan bekerja lebih lanjut untuk menyiapkan diri guna kelancaran implementasinya, semoga semuanya lancar, amien,” harap Kajur Bahasa dan Sastra Arab (BSA) tersebut.

 Dalam kesempatan yang sama, sekjur BSA, H. Mawardi, M.A. menyatakan bahwa mahasiswa memiliki hak untuk menentukan pilihannya dalam mengambil mata kuliah pada program MB-KM ini dan tentu saja pihak jurusan akan memasilitasinya. Namun pria asal Jakarta tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya linieritas keilmuan untuk menjadi seorang sarjana yang profesional. “Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk memilih perkuliahan di luar jurusan dan di luar kampus yang peraturannya ditentukan oleh universitas. Fakultas dan jurusan memfasilitasi agar perkuliahan bisa terlaksana dan mahasiswa mendapatkan pencerahan serta tambahan ilmu pengetahuan melalui studi (di luar jurusan dan kampus) tersebut, walaupun linieritas tentunya sangat dibutuhkan agar profesionalitas alumni dapat terwujud dikemudian hari,” jelasnya. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *